Sabtu, 16 Desember 2017

Pengalaman Trip ke Hongkong & Macau - Day 1 : Peak Tram & Ladies Market

Haaaaiiiiiiiiii

Akhir November kemarin aku baru melakukan trip ke Macau dan Hongkong. Awalnya sih belum punya rencana ke kedua negara tersebut dan sebenarnya mau fokus nabung untuk trip ke daerah timur Indonesia. Tetapi, tiba-tiba salah satu teman aku mengajak ke negara tersebut dengan iming-iming tiket murah (Maklum cewe tidak bisa lihat promo). PP jakarta-macau 1,3 jt, ya harga tersebut menurut kami termasuk ramah di kantong. Akhirnya aku dan kelima temanku memutuskan untuk trip ke negara tersebut.

Mungkin karena harga tiket yang murah, maka pilihan jam penerbangan kami pun terbatas. Pesawat kami take off dari Soekarno Hatta pada hari jumat sekitar jam 2 pagi dan kami harus kembali ke Jakarta dari Macau pada hari Seninnya sekitar jam 8 pagi. Ya kalau dihitung-hitung perjalanan kami termasuk sebentar apalagi untuk menjelajahi Hongkong dan Macau pasti kurang. Oleh karena itu kami membuat jadwal yang sangat rinci. Membuat itinerary menurut aku merupakan salah satu persiapan yang WAJIB dilakukan. Alasannya yaitu agar perjalanan berjalan dengan lancar. Dengan membuat itinerary kita akan mempunyai bayangan seperti apa perjalanan kita. Jadi jangan ketika sampai kita tidak tahu apa-apa ya gengs. Tidak tahu mau menginap dimana, pergi kemana, transportasi apa. Hal tersebut bisa membuat perjalanan kalian tidak efektif atau bahkan gagal. So, jadi jangan lupa membuat itinerary yang rinci dan jelas ya!   

Pesawat kami take off tepat jam 01.50 WIB dan perjalanan ke Macau ditempuh selama 5 jam. Sekitar jam 8 kami sudah sampai di Macau International Airport. Perbedaan waktu antara Jakarta dan Macau yaitu 1 jam, dimana Macau lebih cepat. Bandara ini tidak terlalu luas, tapi landasannya dikelilingi laut, jadi ketika mendarat seakan akan kita mendarat diatas laut. Nice view. Setelah mendarat, sesuai rencana, kami akan langsung menyebrang ke Hongkong. Dari bandara kami naik bus AP1 dan harganya MOP 4.2. Oh iya tips naik bus di Macau yaitu pertama cari dengan jelas bus yang harus kalian naiki beserta rutenya. Di Macau tidak ada yang namanya MRT/MTR/LRT, jadi masyarakat Macau mengandalkan bus sebagai transportasinya. Pastinya banyak sekali jenis bus yang ada disana dan kita sebagai turis akan sedikit kebingungan. Kedua bayar pakai uang pas! karena kalian tidak akan mendapat kembalian. Saat kalian naik, disamping pak sopir ada tempat untuk menaruh uang. Jadi kalian tinggal masukin ongkos yang kalian bayar ke dalam kotak itu ya!

Rute bus AP1 (yang kotak warna merah adalah rute dari bandara ke penyeberangan ferry)
(Source: Google)

Setiap kali travelling dan berada di tempat yang 'tidak seperti biasanya' plus apalagi jika pertama kali, segala sesuatu yang ada di tempat tersebut sangat amat menarik buat aku. Jalan, bangunan, kendaraan, bahkan hal-hal kecil saja bisa membuat aku terpukau. Ini sensasi yang aku rasakan setiap kali travelling, yang membuat aku tidak pernah puas untuk bepergian. Jika sudah ke suatu tempat, keinginan aku untuk ke tempat lain malah semakin besar. Tidak pernah merasa puas *tiba-tiba curcol.

Setelah hampir 30 menit kami sampai di terminal. Disana kami langsung menuju ke loket untuk membeli tiket. Disini ada dua rute untuk menuju Hongkong yaitu Hongkong Island dan Kowloon. Karena kami menginap di daerah Jordan, kami membeli tujuan Kowloon. Harganya yaitu HKD 160. Oh iya di Macau kalian bisa menggunakan mata uang Hongkong. Namun, di Hongkong kalian tidak bisa menggunakan mata uang Macau. Konversinya 1MOP = 1 HKD. Kami mendapatkan tiket keberangkatan jam 10.35. Selama menunggu waktu keberangkatan, kami berkeliling terminal ferry ini. Di dalamnya banyak restoran dan pertokoan. Selain itu, yang terpenting ada tempat cash-an gratis dan wifi gratis (hehehe). Mendekati waktu keberangkatan, kami langsung menuju imigrasi dan gate keberangkatan. Ferry yang kami naiki yaitu Turbo Jet. Di dalam Ferry ini sangat bagus dan nyaman. Namun perjalanan menyeberangi lautan ini sangat membuat pusing. Bagi yang sering mabok laut harus persiapan ya hehehe.

Macau → Kowloon Hongkong

Inside Ferry. Nice!

Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di HONGKONG. Terminal ferry ini langsung bergabung dengan sebuah mall. Selama di Hongkong kami memutuskan untuk membeli kuota internet untuk mempermudah perjalan kami di HK. Kami membeli kuota untuk tiga hari 2 GB seharga HKD 48. Setelah itu kami keluar mall dan mencari stasiun MTR terdekat. MTR terdekat yaitu MTR Tsim Tsa Tsui yang jaraknya sekitar 850 m, namun jika tidak menggunakan peta pasti sulit untuk mencarinya. Tujuan kami yaitu ke daerah Jordan tempat kami menginap. Jadi, kami mengandalkan internet yang baru kami beli.

MTR Route (Source : Google)

Kami sudah menyewa penginapan dari jauh hari. Kami memutuskan untuk lebih memilih menginap di Hongkong di bandingkan di Macau, namun ternyata harga hotel-hotel di Hongkong sangat mahal. Selama ini aku hanya pernah pergi ke KL dan SG, dan dengan 500 ribuan saja aku biasanya sudah mendapatkan hotel yang sudah cukup bagus, tetapi di HK dengan harga 1 jt hotel yang didapat masih sangat standar. Jadi alternatif lainnya yaitu kami menyewa apartemen. Kami menyewa apartemen selama 2 hari dan biayanya  sekitar 3,3 jt dan jika dibagi perorang yaitu 552 rb. Harga ini lumayan terjangkau jika dibanding dengan menginap di hotel. Apartemen yang kami sewa berada di daerah Jordan, dekat dengan Tsim Sha Tsui dan Mong Kok yang merupakan daerah favorit turis. Kami menyewa apartemen melalui web airbnb. Baru pertama kali ini aku menyewa di airbnb karena biasanya aku membeli di traveloka atau airasigo. Karena baru pertama kali pastinya bingung, apalagi satupun diantara kami berenam belum pernah membeli di airbnb. Yang paling membingungkan yaitu cara penggunaanya, apakah penggunaanya seperti traveloka atau airasiago dimana kami bisa langsung datang ke hotel dan hanya menunjukkan bukti booking kami atau kami juga harus menghubungi tuan rumah (yang punya apartemen) karena airbnb juga memberikan kontak 'si' tuan rumah.

Jalan di Hongkong

Seminggu sebelum menginap salah satu temanku menghubungi kontak tuan rumah yang diberikan airbnb dan tuan rumah memberikan kami kontak penjaga apartemen yang akan kami tempati. Kami meminta dijemput di stasiun Jordan yang merupakan stasiun MTR terdekat dari apartemen. Disana kami dijemput oleh penjaga rumah. Kami diantar ke apartemen kami menginap dan dijelaskan tentang peraturan yang harus dipatuhi. Komunikasi antara kami dan 'si penjaga' jangan dibayangkan berjalan dengan lancar ya! Karena keterbatasan bahasa, komunikasi kami mengandalkan bahasa isyarat. Bahkan 'si penjaga' sempat kesal karena kami tidak mengerti dengan apa yang ia maksud (hehehe). Apartemen yang kami sewa berada diantara pertokoan. Apartemen yang kami sewa terdapat 2 kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tv dan dapur. Menurutku pribadi apartemen ini sangat nyaman dan bersih. Peralatan dapur yang disediakan pun cukup lengkap. Jika kalian berminat, kalian bisa klik di sini.

Setelah beristirahat sejenak kami langsung memutuskan ke Peak Tram. Kami sudah membeli tiket Peak Tram jam 17.00 di Klook. Kami lebih memilih membeli online dibandingkan dengan on the spot karena dari info-info yang ada membeli online harganya akan lebih murah. Pastinya agak membingungkan untuk memilih web mana untuk membeli tiket, dimana web tersebut harus terpercaya plus menawarkan harga yang murah. Setelah mengunjungi banyak web 'penjual tiket wisata' dan membaca banyak review, web yang kami pilih yaitu Klook.  Dari review yang ada Klook dibilang sangat bagus, selain itu Klook banyak sekali menawarkan diskon. Contohnya karena kami membeli tiket diatas 4,5 jt, kami mendapatkan potongan sebesar 500 rb.

Dari tiket yang sudah dibeli dari Klook sudah tertera sangat jelas cara penggunaanya. Untuk penggunaan tiket Peak Tram kami harus bertemu dengan pemandu Klook di Central MTR Station Exit K dan benar saja, saat kami keluar dari MTR kami langsung melihat beberapa orang membawa bendera Klook. Saat kami bertanya dan menunjukkan tiket yang sudah kami pesan online, mereka meminta kami menunggu sampai sesuai dengan waktu tiket yang telah kami beli yaitu jam 5 sore. Saat kami sampai memang masih jam 4 sore, namun disekitar tempat ini banyak sekali spot-spot foto menarik seperti terdapat bangunan pengadilan tinggi yang bergaya Eropa dan patung Sir Thomas Jackson yang membuat waktu menunggu jadi tidak terasa.

Court of Final Appeal Building

Take picture with Sir Thomas Jackson

Tepat pukul 5 kami menunjukkan bukti pembelian kepada petugas Klook dan ditukarkan dengan sebuah tiket. Setelah itu kami berkumpul bersama peserta lainnya. Klook membagi kami menjadi tiga kelompok yaitu bahasa inggris, mandarin dan korea. Setelah itu petugas Klook memberikan beberapa pengumuman, seperti bahwa kami harus menjaga tiket kami dan tidak boleh hilang hingga pulang. Setelah itu kami diarahkan menuju Peak Tram dan ternyata antriannya sangat panjang. Kami membeli tiket fast track agar kami tidak perlu mengantri. Namun mungkin karena bertepatan dengan hari Jumat dan mungkin semua wisatawan juga membeli tiket fast track, kami pun tetap harus mengantri.

Peak Tram

Long lines

Setelah antri 2 jam, kami mendapat giliran untuk menaiki 'kereta'. Kereta atau tram ini membawa kami ke puncak tertinggi Hongkong, yaitu Victoria Peak. Di tempat ini kami dapat melihat pemandangan Hongkong secara keseluruhan. Pemandangan dari atas sini benar-benar indah. Jadi antrian panjang yang telah kami terima cukup terbayarkan. Oh iya, jangan lupa untuk membawa jaket tebal ya! Udara di atas sini sangat dingin, apalagi buat kalian yang seperti aku yang terbiasa tinggal di kota yang panas.
Akhirnya bisa naik 'kereta' ini

The best view

Setelah puas melihat pemandangan Hongkong, kami memutuskan untuk kembali ke MTR Central. Namun lagi-lagi kami harus mengantri untuk menaiki tram, kali ini antrian yang harus kami lewati sekitar 1,5 jam. Setelah itu kami memutuskan untuk ke Ladies Market. Untuk menuju ladies market kami harus naik MTR dan turun di Mongkok station dan keluar melalui exit E2. Setelah keluar langsung terlihat keramaian dan bebagai jenis toko. Apapun bisa kalian temukan disini terutama kosmetik dan barang-barang fashion baik yang KW ataupun yang asli. Menurut aku pribadi barang-barang di tempat ini sangat mahal. Untuk harga gantungan kunci saja satunya bisa mencapai 20 ribu. Untuk pajangan khas Hongkong harganya bisa mencapai 100rb jika dirupiahkan. Namun untuk harga kosmetik menurutku di tempat ini lebih murah dan banyak sekali merk kosmetik yang sulit ditemukan di Indonesia dan bisa kalian beli disini.

Let's go SHOOOPPPIIINNNGGG!!!

Itulah pengalaman hari pertamaku di Macau dan Hongkong. Bagaimana dengan pengalaman kalian?

Semoga cerita ini bisa bermanfaat. Tunggu cerita aku selanjutnya ya!

Have a nice day!

Jumat, 01 Desember 2017

Pengalaman OpenTrip ke Dieng

Haiiiiiiii

Kali ini aku ingin menceritakan pengalaman aku pertama kali ikut Open Trip ke Dieng. Ceritanya dimulai saat salah seorang teman aku mengajak liburan bersama selama 3 hari (jumat-minggu)  dan kami sepakat untuk berlibur ke tempat yang kami belum pernah kunjungi sebelumnya dan pastinya harus dengan budget yang murah. Pilihan kami yaitu mengunjungi Dieng karena berdasarkan dari sumber-sumber yang kami baca, Dieng menjadi salah satu tempat yang recommended untuk didatangi. Selain itu perjalanan ke Dieng dapat ditempuh dalam waktu yang relatif singkat. Namun setelah mencoba mencari informasi tentang transportasi untuk menuju Dieng ternyata untuk menuju kesana cukup sulit jika dilakukan sendiri. Akhirnya, kami memutuskan untuk ikut Open Trip.

Aku ataupun kedua temanku belum pernah memiliki pengalaman mengikuti Open Trip. Namun karena sepertinya (menurut kami) liburan kami akan lebih mudah dan murah jika ikut Open Trip, maka kami memutuskan untuk mencobanya. Berdasarkan hasil Googling, budget yang dikeluarkan pun akan jauh lebih murah jika kami mengikuti Open Trip. Selain itu, segala sesuatunya sudah diurus mulai dari kendaraan, tempat menginap, dan itinerary. Intinya sih tinggal terima beres. Selain itu pastinya kita juga akan mendapat banyak teman baru.

Langkah selanjutnya yaitu kami harus memilih penyedia jasa Open Trip yang terpercaya. Namun karena belum punya pengalaman sebelumnya, kami bingung karena takut terjadi penipuan. Apalagi sekarang ini banyak sekali travel agent yang menyediakan paket Open Trip yang harganya murah.  Jadi tips dari aku yaitu pertama bandingkan beberapa travel agent. Bandingkan mulai dari itinerary dan harganya. Jangan hanya tergiur dengan penawaran harga murah ya. Let's be realistic! Kalian juga bisa meminta masukan dari teman-teman kalian yang sudah pernah ikut Open Trip sebelumnya loh. Kedua,  pilihlah travel agent yang memiliki riview yang baik. Terakhir, pilih berdasarkan kebutuhan atau keinginan kalian

Next, hari-H keberangkatan. Perjalanan Open Trip kami dimulai jam 7 malam dimana kami harus berkumpul di plaza semanggi. Rombongan open trip yang kami ikuti berjumlah 31 orang dan untuk keberangkatan kami dibagi kedalam 2 mobil. Mobil yang kami naiki yaitu mobil elf dan sangat nyaman. Ok, kesan pertama Open Trip ini dimulai dengan baik, semoga seterusnya juga baik hehehe. Perjalan ditempuh kurang lebih 10 jam, tetapi itu sudah termasuk berhenti di spbu atau masjid untuk beristirahat. Jadi karena perjalanan sangat lancar, sekitar jam 7 pagi kami sudah sampai di Dieng. Udara di Dieng sangat dingin dan sejuk. Selanjutnya kami check in penginapan. Menurutku homstay kami mirip seperti kos-kosan. Sebuah rumah yang memiliki banyak kamar. Setiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi dan kamarnya pun cukup luas, bersih, dan nyaman membuat kesan aku terhadap Open Trip ini semakin bagus.

Welcome to DIENG

Tempat tujuan pertama kami yaitu Kawah Sikidang. Saat memasuki tempat ini pertama yang tercium adalah bau belerang yang menyengat dan asap putih yang mengepul. Selain ada kawah utama yang besar, disini juga ada kawah-kawah kecil jadi kalian harus hati-hati ya gengs ketika berkeliling di tempat ini. Jangan lupa untuk membawa masker, terutama bagi yang tidak kuat dengan bau belerang.

Kawah Sikidang

Dijual telor rebus :p

Next stop is Bukit Pandang Batu Ratapan Angin. Untuk sampai ke atas sini kalian butuh tenaga ekstra gengs, karena harus menaiki tangga yang lumayan banyak. Namun kalau sudah berhasil sampai di puncak, pastinya semua terbayarkan dengan pemandangan yang kalian lihat. Dari atas sini kalian bisa melihat Telaga Warna.

Pemandangan Telaga Warna dari atas bukit

Tempat terakhir hari pertama yang kami datangi yaitu kompleks Candi Arjuna.

Candi Arjuna

Keesokan harinya sekitar jam 4 pagi kami sudah bangun karena harus ke Bukit Sikunir untuk melihat sun rise. Jarak bukit sikunir dari homestay kami tidak terlalu jauh, perjalanan ditempuh sekitar 15 menit dengan mobil. Setelah turun dari mobil, kami harus melanjutkan perjalanan ke tempat melihat sun rise sekitar 1 km dengan berjalan kaki. Jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh, namun medan yang harus dilewati sangat sulit. Awalnya aku membayangkan jalan yang ditempuh sama seperti saat melihat sun rise di Bromo, dimana jarak dari tempat jip berhenti ke tempat melihat sun rise lumayan jauh tetapi jalan yang dilalui sangat mulus. Namun, jika kalian ke Bukit Sikunir jangan membayangkan seperti ke Bromo ya! Karena kita harus mendaki bukit dengan jalan yang cukup terjal, kita harus naik turun tangga untuk mencapai titik temu, namun tangga tersebut belum memumpuni. Anak tangga yang satu dengan yang lainnya jaraknya jauh dan licin, sehingga sangat sulit untuk menaikinya. Selain itu tidak tersedia penerangan untuk menuju puncak Bukit Sikunir, sehingga para pengunjung harus mengandalkan santer yang mereka bawa. Setiap menaiki beberapa anak tangga kami istirahat karena mendaki bukit ini sangat amat melelahkan. Jadi untuk yang mau kesini harus berjalan dengan sangat hati-hati ya!

Akhirnya setelah hampir 1 jam kami mendaki, kami berhasil sampai di Puncak! Kami masih harus menunggu hingga 1 jam lagi untuk melihat matahari terbit. Semua capek, lelah, dan dingin yang kami rasakan terbayar ketika sun rise sudah terlihat. Apalagi pemandangan Dieng yang terlihat dari atas bukit ini juga sangat indah.

Detik-detik sun rise

Sun rise

Setelah puas melihat matahari terbit, kami kembali ke tempat parkir bis. Kali ini kami harus turun bukit. Pastinya jalan yang ditempuh lebih mudah karena suasana yang sudah terang. Disekitar parkiran, banyak sekali warung-warung yang menjual makanan. Salah satu makanan yang hampir ada di setiap warung  yaitu rendang kentang Dieng yang 'katanya' merupakan salah satu makanan khas yang ada di tempat ini. Menurut aku rasanya mirip dengan semur kentang. Pokoknya kalian harus coba ya saat ke Dieng.

Telaga Warna

Where are we going?

Another spot to take photo

Tempat terakhir yang dikunjungi yaitu Telaga Warna dimana di hari sebelumnya kami hanya bisa melihat telaga warna dari kejauhan yaitu dari Bukit Pandang Batu Ratapan Angin. Selain itu di dalam kawasan Telaga Warna, terdapat beberapa Goa seperti Goa Semar, Goa Sumur dan Goa Jaran. Telaga Warna ini juga dikelilingi hutan. Menurutku dari semua tempat yang aku datangi, Telaga Warna merupakan tempat yang paling instagrammable. So, jangan lupa foto yang banyak ya!

Setelah itu kami, kembali ke homestay dan kembali ke Jakarta.

Pemandangan saat perjalanan

Menurut aku, DIENG merupakan salah satu tempat yang recommended banget untuk didatangi. Bagi yang bosen ke Puncak, mungkin tempat ini bisa menjadi salah satu alternatif. Apalagi untuk yang tinggal di sekitar Jawa Tengah, wajib banget untuk datang ke tempat ini.

Sedangkan pendapatku tentang OPEN TRIP sangat wajib dicoba. Bagi yang ingin travelling dengan budget murah, tetapi malas untuk mengurusnya sendiri, bisa ikut open trip. Lewat open trip kita sudah terima semuanya beres, mulai dari kendaraan, tempat menginap, makan, dan itinerary. Selain itu pastinya menambah banyak teman.

Geng open trip :)

Itu pengalamanku OPEN TRIP ke DIENG, bagaimana pengalaman kalian?

Semoga cerita kali ini bisa bermanfaat dan tunggu cerita lainnya ya! 

Pengalaman Trip ke Vietnam : Day 3 - NINH BINH

Do you ever know about Ninh Binh? Today is the most exciting day! Diantara semua tempat wisata yang ada di itinerary perjalan ke Vietn...